Jakarta, UGC Logistics, 16/06/2025 - Dalam beberapa tahun terakhir, produk-produk asal
China semakin mendominasi pasar
domestik di Indonesia. Mulai dari elektronik, pakaian, peralatan rumah tangga, hingga komponen industri, produk impor dari Negeri Tirai Bambu ini dengan mudah mengisi rak-rak toko dan marketplace dalam negeri. Tak bisa dimungkiri, arus
impor barang dari China terus meningkat, berkat harga yang kompetitif dan sistem
logistik yang efisien.
Menurut ekonom Center of Reform Economics (CORE), Yusuf Rendy, "Ini mencerminkan tidak hanya kekuatan daya saing produk China yang terus membaik, tetapi lemahnya perlindungan pasar domestik kita". Menurut Yusuf, jika tidak ada intervensi kebijakan yang dilakukan oleh Indonesia, maka defisit perdagangan RI dengan China akan memburuk.
Namun, dominasi ini memicu kekhawatiran di berbagai kalangan, terutama pelaku usaha lokal dan UMKM. Lantas, sikap apa yang harus kita ambil dalam menghadapi gempuran produk impor ini?
1. Tingkatkan Daya Saing Produk Lokal
Langkah paling realistis adalah memperkuat ekspor dan produksi dalam negeri. Pengusaha Indonesia perlu mulai menyesuaikan standar kualitas, desain, serta layanan purna jual agar dapat bersaing dengan produk impor. Kualitas bukan lagi sekadar keunggulan, tetapi keharusan.
UMKM dan industri lokal dapat bekerja sama dengan penyedia jasa cargo dan logistik profesional untuk menjangkau pasar lebih luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan pengemasan yang baik, layanan pengiriman tepat waktu, dan efisiensi biaya logistik, produk lokal memiliki peluang besar menembus pasar regional bahkan global.
2. Optimalkan Penggunaan Freight dan Cargo Service
Menghadapi persaingan impor, pengusaha lokal tidak boleh tertinggal dari segi distribusi dan pengiriman. Penggunaan layanan freight forwarding yang handal—baik melalui jalur laut (sea freight) maupun udara (air freight)—dapat meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok.
Dengan memilih jasa pengiriman yang tepat, seperti UGC Logistics misalnya, pelaku usaha lokal bisa mempercepat waktu distribusi dan menurunkan risiko kerusakan barang. Penguasaan logistik yang solid adalah senjata penting dalam menghadapi produk impor.
3. Edukasi Konsumen untuk Lebih Memilih Produk Lokal
Kampanye untuk mencintai produk dalam negeri bukan sekadar slogan. Pelaku bisnis, pemerintah, dan masyarakat harus aktif menyuarakan pentingnya membeli produk lokal sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi nasional. Branding dan storytelling menjadi kunci dalam membangun emotional value produk lokal agar tak kalah menarik dibandingkan produk impor.
4. Waspadai Ketergantungan Impor Berlebih
Meski tidak semua produk impor buruk, ketergantungan berlebih terhadap barang dari China dapat melemahkan sektor produksi nasional. Terutama jika produk tersebut juga bisa dibuat oleh industri lokal. Indonesia perlu menyusun strategi perdagangan yang seimbang, mendorong peningkatan ekspor, serta memperketat regulasi terhadap produk impor yang berisiko menyingkirkan produsen dalam negeri.
Dominasi produk impor dari China di pasar domestik Indonesia menjadi tantangan nyata yang harus disikapi dengan strategi cerdas. Daripada hanya mengeluh, kini saatnya kita fokus pada peningkatan daya saing, efisiensi logistik, penguatan distribusi cargo, serta edukasi konsumen terhadap pentingnya mendukung produk lokal.
Dengan kolaborasi yang solid antar pelaku bisnis, dukungan layanan freight forwarding yang profesional, serta kebijakan dagang yang adaptif, Indonesia bisa tetap berdiri kuat di tengah arus globalisasi perdagangan.